Mobi Groups
Download Free Apps & Games @ PHONEKY.com

Tauhid - Topics
Create Your Own App Store

* Tauhid > Topics


Subject: Tassawuf1-Keajaiban Hati
Replies: 61 Views: 11813
1-> 7->>

awam 11/15/2006 - 4:56:18
Bismillahirrahmanirrahiim. Alhamdulillahirabbil 'aalamiin, ashalaatu wassalaamu 'ala asrafil anbiya i wal mursaliin sayidina Muhammad SAW wa ashabihi, ajma'iin. Qoolal mu'alifu rahimullahi ta'ala wana fa'ana wa ulumihi wa barakatihi, Amin. Qoolal musshannif. *

awam 11/15/2006 - 5:21:19
Topik ini khas bagi mutawasit atau salik yang khawas untuk membahas yang ajaib2 dan ghaib didalam diri, tiada dapat didustakan kenyataan betapa Hebat Allah Ta'ala menjadikanmu sesempurna-sempurnanya makhluq. Bermula yang ajaib itu Rahasia Allah, dan engkau disuruh memperhatikan dirimu supaya mengenal Dia. FirmanNya: wa fii anfusikum afala tubsiruun? Artinya, didalam dirimu tidakkah engkau perhatikan? Dan sabda Nabi SAW: man arafa nafsahu faqad arafa rabbahu. Barang siapa mengenal dirinya maka mengenal Tuhannya. Inilah yang sebenar khalifah dimuka b*mi! Dan khalifah mustahil ada 2 atau lebih. *

awam 11/15/2006 - 5:58:59
Rahasia Ketuhanan inilah yang disebut Latifatu Rabbaniyah. Makna pertama adalah yang zahir Seketul daging yang menjadi raja dikerajaan jasad, makna kedua adalah yang bathin dan ajaib, barang ini basit (tunggal) pada alam, tidak bersusun2 dan tidak berbilang2. Tetapi mempunyai empat kelakuan yang melazimkan empat nama. *

awam 11/15/2006 - 6:02:49
Yang pertama ia mengetahui hakikat ada atau tiadanya sesuatu, maka ia dinamakan AQAL. *

awam 11/15/2006 - 6:06:39
Yang kedua ia menghidupkan fungsi2 pada seluruh anggota tubuh sesuai qadar keadaan tubuhnya, maka ia dinamakan RUH. *

awam 11/15/2006 - 6:11:54
Yang ketiga ia merasakan/menyaksikan khabar yang disandarkan pada masing2 anggota tubuhnya hingga ia berkehendak untuk bersedap2 pada senang, kenyang, menang dan tenang. Maka ia dinamakan NAFSU. *

awam 11/15/2006 - 6:16:02
Yang ke empat ia mengingat/menyimpan khabar. Maka ia dinamakan Hati atau QALBU. *

awam 11/15/2006 - 6:26:42
Maka Aqal, Ruh, Nafsu dan Qalbu adalah satu, nama berbeda karena fi'il/kelakuan yang berbeda. Ibarat besi, kalau digunakan untuk memotong kayu dinamakan gergaji, kalau mencincang sayuran disebut pisau, kalau menebang pohon dinamakan kapak, kalau memalu dinamakan palu. Tetapi barangnya satu, yakni besi. *

awam 11/15/2006 - 6:33:39
Latifatu Rabbaniah mempunyai dua makna. Makna yang pertama adalah makna yang zahir yakni buah hati sanubari, dalam kedokteran disebut jantung. Barang ini ada pada dada sebelah kiri insan. Lazim ada pula pada Heiwani. *

awam 11/15/2006 - 6:39:37
Makna yang kedua adalah makna yang bathin, inilah yang menjadi empat nama seperti yang sudah dihuraikan terdahulu. Maka makna yang pertama ini berhubungan dengan makna kedua pada tajjali insan. *

awam 11/15/2006 - 6:53:06
Buah hati sanubari (dinamakan Tanah) menerima tempaan udara (Angin) melalui nafas. Sebab bergerak maka timbulah panas (Api) padanya dan timbul dorongan padanya yang mengalirkan darah (Air) keseluruh anggota tubuh, melalui darah inilah Ruh menghidupkan fungsi segala anggota tubuh yang dialiri darah. *

awam 11/15/2006 - 7:03:01
Sebab hidup seluruh tubuh yang dialiri darah itu, maka berfungsilah segala khawas (sensor) pada masing2 anggota tubuh itu, seperti mata, telinga, hidung, lidah dan sekalian jasad yang melazimkan timbul kehendak pada nafsu. *

awam 11/15/2006 - 7:22:07
Bukti: periksalah pada tubuhmu, apabila ada darah pada bagian anggota tubuhmu maka akan menimbulkan rasa, rasa adanya pada nafsu yakni bathin atau barang yang ghaib, bukan pada tubuh yang zahir. Pada daging atau kulit yang ada darah didalamnya apa bila disayat akan terasa sakit. Tetapi pada kulit mati yang tak berdarah apabila disayat tidak terasa sakit. Bahkan pada ujung rambut dan kuku yang tak mengalir darah engkau lazim memotongnya. *

awam 11/15/2006 - 7:36:54
Segala kejadian pada tubuhmu sudah diqadarkan dari awal hingga akhir kejadianmu dan dituliskan didalam Kitab Yang Nyata, yakni Lauh Mahfud tidak dapat dirubah2. Tetapi rasa, penerimaan dan penyaksianmu dipertaruhkan padamu. Inilah yang menentukan baik atau buruk nasibmu! *

awam 11/15/2006 - 7:56:00
Allah tidak merubah nasib suatu kaum (kerajaan jasad) jika kaum itu tidak merubah nasibnya sendiri. Engkau musti merubah rasamu dari tak menerima segala Ketentuan Allah bagi jasadmu didunia menjadi ikhlas menerimanya, minimal sabar, maka engkau akan bernasib baik, sebab engkau mengakui Allah Penguasa dirimu. *

awam 11/15/2006 - 8:05:52
Engkau melihat, mendengar, mencium, merasa luar dan dalam, apabila engkau dikeluarkan dari tubuhmu maka matilah sekalian badan. Contoh: apabila putus tanganmu, maka engkau tak merasakan apapun yang terjadi pada potongan tanganmu, tetapi bila masih bersambu*ng setakat darah mengalir dari jantungmu maka engkau masih bisa merasa. *

awam 11/15/2006 - 8:17:49
Yang bathin inilah Hakikat dirimu, inilah yang dibangsakan Jin. Lihatlah betapa ramainya dirimu berkata2 ketika diam dan merenung, tidak nampak oleh mata tidak terdengar ditelinga tapi nyata adanya menunjukan nyata Zat Yang Menjadikannya. Maka engkau kini faham apa itu Jin dan apa itu m ia, jangan lagi tertipu oleh orang yang menipu dirinya karena nafsu yang kotor, seperti dukun dan paranormal. *

awam 11/15/2006 - 8:24:40
Tidak Allah jadikan Jin dan M ia melainkan untuk mengabdi kepadaNya. Jin adalah hakikat dirimu yang bathin, tidak akan pernah mati sebab Allah mengekalkannya. M ia adalah tubuhmu yang zahir, akan ditinggalkan ketika mati. Maka keadaan itu hanya ada di dunia saja. *

awam 11/15/2006 - 8:31:58
Maka engkau kini sudah dapat mengetahui alam jin setakat ilmu al yaqin, jika engkau berguru maka engkau akan dibimbing secara bathin selama engkau mengekalkan amalan talqin zikir yang diberikan gurumu sehingga engkau sampai pada ainal yaqin, yakni nyata. *

awam 11/15/2006 - 8:40:28
Tanda engkau ainal yaqin adalah engkau mengetahui apa yang ada didalam fikiran m ia atau binatang yang engkau lihat jasadnya, bukan kira2 namun benar2 engkau merasa apa2 yang dia rasa. Maka engkau mudah menjalankan amanah thdp dirimu yang ada pada jasad yg engkau lihat itu. Inilah yang disebut dengan ADAB thdp diri yang menjadi rahmat bagi lingkungannya. *

awam 11/15/2006 - 8:48:17
Contoh: jika sekarang engkau tiada merasa apa2 ketika menendang kucing yang masuk ke rumahmu, maka bila sampai engkau ainal yakin nanti engkau akan merasakan perasaan kucing itu, sehingga engkau tak kuasa menyakiti kucing itu, bahkan engkau akan rela menyisihkan makananmu untuk kucing itu dan jika engkau terganggu maka engkau mengeluarkan kucing itu dengan tiada menyakitinya. *

awam 11/15/2006 - 8:55:20
Jika engkau sampai pada ainal yaqin dengan tanpa ilmu Tauhid maka engkau akan terjerumus pedaya nafsumu untuk membesarkan dirimu atau mencari harta dengan kelebihanmu itu, maka berhati2 lah dalam menuntut ilmu ini, 99 persen thariqat di Indonesia terjerumus dalam hal ini, yang mengajar dan yang belajar sesat dan menyesatkan. *

awam 11/15/2006 - 9:07:23
Tak ada maling yang mengaku, maka pilih2 dan Wara' dalam mencari Guru. Lihatlah tandanya, bila ia cenderung menzahirkan hakikat dikhalayak ramai, maka itulah kafir zindiq, dalam istilah tauhid adalah Istidraj, seolah baik, seperti mengusir hantu, mengobati orang sakit, nujum dll, tetapi hakikatnya menyalahi, itikadnya tidak lurus. Seorang ahli tauhid tulen tidak perlu diminta tolong dia sudah menolong tanpa harus diketahui oleh yang ditolong atau siapapun. Semata2 ia menjalankan amanah dari Allah bagi dirinya, maka sulit sekali orang mengetahui ia orang alim. Bahkan istri dan anaknya tak tahu jika dia orang alim. *

awam 11/15/2006 - 9:11:25
Orang seperti ini ada 500 orang saja dimuka b*mi tiap zaman. Tetapi yang dapat titah mengajar hanya 47 orang saja. *

battosai 11/16/2006 - 3:04:15
Siapa-siapa saja 47 orang itu? Apakah mereka semua wali yg masyhur? Dari mana sumber yg menyebutkan jumlah 47 itu? Apakah tidak memadai jika berguru kpd org yg tdk trmasuk dlm 47 itu? Maaf, saya benar2 bertanya. Syukron... *

awam 11/17/2006 - 7:45:40
Ahlan wa shahlan akhi, awalnya aku dapat dari kitab tentang martabat kewalian di fathul ghaibiyah dari Seikh Abdul Qadir Al-Jailany dan Syairussalikin dari Seikh Abdushommad Al Palimbany yang menyatakan jumlah wali Allah atau mukmin yang tiada hisab kehadapan Allah ada 500 orang saja, dimuka b*mi setiap zaman, mereka berkumpul (bathin) dibaitullah pada 3 hari tasrik pada musim haji setiap tahun. Maka lazim mereka saling mengenal nama dan tempat satu dengan yang lain walau tak pernah jumpa zahir. *

awam 11/17/2006 - 8:13:26
Ilmu mereka tiada bersalahan, inilah yang dijanjikan Allah Ta'ala, Al-Qur'aan dijamin keberadaannya dan kemurnian ajarannya didunia hingga akhir zaman. Walau ilmu sama tetapi titah perintah berbeda tergantung Qadar Ma'rifat dan Qadar nafsu kewaliannya. Seluruhnya Pasti Siddiq, Amanah, Tabligh dan Fathonah. Dan bersifat seperti m ia pada umumnya tetapi sifatnya itu yang tidak mencederai kemukminannya. Yang berbeda adalah tabligh atau menyampaikan, ada yang hanya kepada jasadnya saja, ada yang juga diamanahkan menyampaikan pada segala jasad insan. *

awam 11/17/2006 - 8:33:31
Yang disuruh menyampaikan pada segala jasad insan ada beberapa martabat, yang pertama Wali Qutub, yakni disuruh menyampaikan kepada dirinya dan segala wali, hanya ada seorang setiap zaman. 2-Wali Autad (empat orang), yakni menyampaikan kepada dirinya dan segala Irsyad. 3-Wali Irsyad (dlm kitab ada 42 orang) inilah Mursyid yang musti menyampaikan kepada segala jasad. Setelah itu Wali yang hanya disuruh untuk mengamalkan bagi dirinya sendiri dan menjawab pertanyaan sekedar yang ditanya apabila ditanya oleh orang yang ada disekelilingnya. Seluruhnya ada 453 orang saja. mereka inilah Wali Hawas, Majnun, Hummul, dan Ibdal. Mereka sering kedapatan diluar thobi'at tanpa mereka sengaja atau tanpa niat untuk unjuk kehebatan ilmu. *

awam 11/17/2006 - 10:31:54
wali Qutub, Autad dan Irsyad inilah martabat rasul. Bukan rasul, tetapi hati, ilmu dan perjalanan sama dengan Rasulullah SAW yang maksum, mereka tiada masyhur, sebab Rasul suci dari menzahirkan hakikat, walau engkau ancam dgn pistol dikepalanya ia tak akan mengaku dirinya wali Allah. *

awam 11/17/2006 - 10:37:12
Hawas, Hummul, Majnun dan Ibdal martabatnya Anbiya, ilmu, hatinya sama dengan Rasul SAW, tetapi perjalanan yang berbeda. *

awam 11/17/2006 - 11:44:46
Perjalanan martabat rasul dengan martabat anbiya adalah pada menyampaikan Ilmu Allah. Wali yg bermartabat Rasul mengajar ilmu rahasia ketuhanan tersusun dan lengkap sesuai qadar akal ummat. Dia tidak menzahirkan hakikat ketuhanan sebagaimana Rasul SAW mengajar dan mencontohkan perbuatan m ia biasa namun ber akhlaq mulia. Tiada yang aneh2 pada kelakuan Rasul bagi m ia yang mengenalnya, tetapi bagi sahabat kesempurnaan sifat insan yang dianugerahi ilmu rahasia Allah ini sangat luar biasa ajarannya, tidak dapat disangkal kebenarannya yang Haq. Inilah satu2nya keanehan yang dimiliki Rasul, ajarannya inilah yang disebut ilmu hikmah isi Al-Qur'aan yang tiada dapat ditiru2 oleh kafirun dan munafiqun. Sebab bukan didapat dari hafalan, melainkan wahyu semata. Wa maa yantiku 'anil hawa inhuwa ila wahyu yuha... *

awam 11/17/2006 - 11:53:52
Anbiya tidak disuruh mengajarkan ilmu rahasia Ketuhanan, ia hanya disuruh mengamalkan ilmu yg dianugerahkan Allah padanya. Tetapi ia wajib menjawab setakat akal apabila ditanya orang, dan ia akan menunjukan jalan kepada orang yang minta dibimbing/dipimpin olehnya, dengan mengajak mereka mengamalkan kebajikan. *

awam 11/17/2006 - 12:25:26
Maka memadailah engkau bersahabat/berguru kepada salah seorang dari Wali martabat anbiya ini, engkau bisa meminta bimbingan bathin dan zahir kepadanya, ia tak mengajarmu melainkan menjawab sekedar yang engkau tanya. *

awam 11/17/2006 - 12:36:44
Anbiya Ibarat memandikanmu selalu sehingga engkau senantiasa bersih. Ia memandikanmu dengan nasihat2 kebajikan dan senantiasa mengajakmu mengamalkan wirid yang ia berikan padamu secara bersama2 atau menyuruhmu mengamalkan sendiri menurut jenis wirid dan waktunya. *

awam 11/17/2006 - 12:59:46
Apabila engkau mati ketika masa berguru kepadanya maka engkau selamat walau engkau tiada ilmu, sebab mendapat ilmu itu urusan Allah, tugasmu wajib menuntut ilmu sebab engkau bodoh, jangan fikirkan dapat atau tidak dapat, lakukan kewajibanmu sebagai hamba. Allah berjanji akan menerima seluruh amalmu walau sesuai qadarmu asal engkau menuntut ilmu sesuai syarat dan rukun, menuntut ilmu inilah yang terlebih fardlu dari segala fardlu 'ain. *

awam 11/17/2006 - 1:06:42
Tetapi bila gurumu yang martabat anbiya ini mendahuluimu mati, maka engkau wajib mencari gantinya, sebab engkau tidak dapat mandi sendiri atau membersihkan dirimu karena ilmu rahasia ketuhanan padamu belum cukup lengkap untuk mandi sendiri. *

awam 11/17/2006 - 1:13:46
Jika engkau mati maka engkau tidak sedang menuntut ilmu, maka engkau musti mempertanggung jawabkan sendiri ketidak sempurnaan amalan ibadahmu dari sisi syari'at dan 'itikad. Sebab jika engkau tahu dirimu bodoh maka kewajiban mu adalah mencari guru, kalau dapat yang mursyid! bukan sibuk bekerja untuk urusan nafsumu! *

awam 11/17/2006 - 1:26:55
Jangan mendustai diri! Jika benar2 niat ibadah menafkahi anak istri atau ibumu maka sekarang ini engkau melampaui batas, sesungguhnya mencukupi sekedar makan dan pendidikan ahlimu! Bukan bermegahan dan takut kesusahan. Takut terhina makan c*ma ikan asin, takut kelelahan dan kepanasan bila berjalan atau naik umum. Kesehatan, jodoh, dan rezkimu sudah tertentu! Allah sudah menggariskannya dlm KitabNya yg nyata! Maka carilah guru untuk akhiratmu maka dunia terlampaui. Jika engkau mendahulukan kebahagiaan duniamu dan ahlimu maka akhirat mustahil engkau dapatkan. *

awam 11/17/2006 - 1:39:19
Bila gurumu itu mengajarimu Ussuluddin, tassawuf berdasar kitab yang syah dan tidak pernah mengaku2 sebagai ahli hakikat atau alim, tiada dengan sengaja menzahirkan rahasia ketuhanan yang diluar kebiasaan umum, dan engkau menemukan kesepakatan pada segala ucapan dan kelakuannya dgn Al-Qur'aan, Hadits, Ijma' atau Qiyas, dan engkau selalu menemukan jawaban pada apa2 yang engkau tanya didalam dadamu padahal engkau tiada zahir bertanya, maka itulah tanda guru engkau Mursyid atau martabat Rasul. *

awam 11/17/2006 - 1:52:36
Ia tiada memandikanmu seperti anbiya memandikanmu. Ia hanya mengajarimu monolog ketika mengajar, dan menjawab pertanyaanmu yang zahir hanya ketika tidak sedang mengajar. Maka bertanyalah kepadanya dengan sendirian jangan membawa kawan, sebab jawabannya hanya dikeluarkan setakat akal yang mendengarkan. Ibarat ia mengajarimu mandi, maka ia huraikan tersusun ilmu Tauhid, Tassawuf dan Feqah setakat aqalmu. Ia mengajar tidak dijadwal, kapan engkau perlu diingatkan karena salah 'itikad ketika engkau latihan mandi sendiri. Maka ia mengajar seolah sekehendaknya sendiri. Inilah bimbingan bathin yang sempurna sebagaimana Rasulullah membimbing Sahabat. *

awam 11/17/2006 - 2:04:18
Engkau dilatih secara bathin untuk merenung/muth*la'ah, engkau ditinggali kitab yang sama dengan kitab yang ia baca ketika mengajar sehingga engkau dapat menderasah kitab. Dan engkau akan diberi taulan yang sama2 belajar seguru untuk muzakarah. Maka muridnya akan terbiasa mandi sendiri dengan benar walau ia sudah tiada, bahkan muridnya itu akan ada yang dapat memandikan orang lain atau mengajar mandi. Wallahu'alam *

bahlul 11/18/2006 - 11:39:33
Saya pernah membaca tentang wali seperti disebut dibagian awal dr kitab Khotamul Auliya' oleh Syekh Hakim At-Tirmidzi *

awam 11/19/2006 - 7:47:02
Langsung saja. *

bahlul 11/23/2006 - 12:50:45
Langsung apanya kang? Maksudku, apa yg akang sebutin di bagian awal ttg tingkatan wali, pernah aku baca di kitab tersebut *

awam 11/24/2006 - 5:41:49
Berbagilah, jangan engkau baghil thd ilmu Allah! cukupkan syarat muzakarah dengan 4 hal. 1-Hudurun Qalbu. 2-Jangan cari kemenangan! Carilah kebenaran, masing-masing sudah diqadarkan. 3-Jangan memandang pekerjaan makhluq, pandanglah Af'al Allah yang semata-mata mengajari engkau samada engkau bicara dan mendengar. 4-Apabila engkau takut akan salah atau jadi ragu, datanglah pada Seikh engkau untuk mengatasinya. *

xwarsonx 12/3/2006 - 5:39:49
Khaliq.GIF *

awam 12/10/2006 - 11:03:57
Bagian kedua dari keajaiban Hati ini adalah suatu pasal pada menyatakan jenis-jenis makhluq ghaib yang tergolong pada khatar yang didalam hati. *

awam 12/10/2006 - 11:09:51
Allah Menguasai tujuh pertala langit, tujuh pertala b*mi dan barang antara keduanya. Langit disini adalah tamsil barang yang tiada dapat ditangkap oleh khawas yang lima, yakni semata2 khabar bagi bathin yang hanya dapat disaksikan dgn Nur Iman. *

awam 12/10/2006 - 11:14:55
Bumi adalah tamsil segala barang yg zahir yang merupakan khabar yang hanya boleh ditangkap dengan khawas yang lima. *

awam 12/10/2006 - 2:48:29
Barang yang diantara langit dan b*mi adalah tamsil khabar yg merupakan jalan kasyaf bagi m ia yang sering disebut2 alam ghaib tetapi bersandar pada khabar yang zahir. Misalnya: merasakan sedikit dari rasa m ia yang lain dari dirinya, mengetahui fikiran makhluq bernyawa yg lain dari dirinya. *

awam 12/10/2006 - 4:03:14
Adapun yang termasuk khabar (tamsil) dalam golongan barang yang dilangit ada empat jenis: 1-Arasy. 2-Malaikat/Syaithon. 3-Ruh/Jin. 4-Syorga/Neraka. *

1-> 7->>


* Reply
* Tauhid Forum


Search:
topics replies


* Tauhid

Create Your Own App Store

topTop
groupsGroups
mainProdigits

Create Your Own App Store