Mobi Groups
Download Free Apps & Games @ PHONEKY.com

Tauhid - Topics
Create Your Own App Store

* Tauhid > Topics


Subject: AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH
Replies: 78 Views: 26913
6-<< 2-<

xram2 18.02.09 - 07:55am
**walloohu holaqokum wama ta'maluun**. Qodoriyah selalu menafikan ayat ini, tetapi sebaliknya itiqod jabariah akan berdalih dgn ayat ini pula. Mereka (jabariah) akan menghalalkan segala makanan yg haram, menghalalkan segala perbuatan maksiat. Ketika mereka berzinah, mencuri, minum2 arak dll, mereka akan berdalih dgn berkata semua itu atas kehendak alloh, dan alloh lah yg menjadikan mereka begitu. *

xram2 18.02.09 - 08:09am
Bahkan ketika sampai diakhirat kelak para jabariah ini akan tetap berdalih dgn ayat tersebut. Mengira2 mereka mampu untuk menipu daya akan alloh padahal alloh sudah berkata bahwa DIA lah sehebat-hebat tipu daya. Alkisah, dineraka kelak, para jabariah ini akan protes kpd alloh kenapa mereka di masukkan kedalam neraka dan dibakar, bukankah engkau yg membikin kami untuk berbuat maksiat? Dalih mereka terhadap alloh. Lalu alloh memasukkan para jabariah ini kedalam botol, dan kemudian dibakar pada api neraka. Ketika para jabariah ini kembali protes dan menghujat. Maka alloh berkata **sesungguhnya kami hanya membakar botol, bukan membakar sekalian kamu** inilah yg dimaksud dgn ayat alloh sehebat-hebat tipu daya. *

xram2 19.02.09 - 12:27am
Dari itiqod jabariah ini pula muncul suatu paham yg berkata, apabila seseorang itu telah mencapai tingkat atau maqom tertentu, maka dia tidak perlu lagi beribadah, bahkan kata mereka, org2 yg sholat itu adalah org yg musryk. Mereka menjohirkan ayat wallohu holaqokum tadi. Kata mereka, masa alloh menyembah dirinya sendiri, oleh karena itu kata mereka org yg sholat dan beribadah itu adalah perbuatan kanak-kanak. Perbuatan org2 yg musryk. Na'uzubillahi min zalik.
*

xram2 19.02.09 - 12:41am
Qodoriah pula, lansung mengitiqodkan kalau dirinya lah yg sedang menyembah alloh. Sehingga ayat wallohu holaqokum inipun dinafikannya. Kesalahan itiqod qodoriah ini adalah menyekutukan perbuatan alloh ta'ala. Didalam sifat wahdaniyath disebutkan tentang bagaimana mengesakan perbuatan alloh ta'ala. Yakni **tiada yg berbuat dalam alam melainkan perbuatan alloh**. *

xram2 19.02.09 - 01:04am
Bagai mana ahlussunnah wal jama'ah memandang perkara ini? Seorang ahlussunnah akan meletakkan sesuatu pada hukumnya. Maka pada hukum syara', setiap mukallaf akan dituntut dgn hukum syara selama masih ada nafas dan aqal pada dirinya. Maka seorang ahlussunnah wal jama'ah akan tetap melaksanakan hukum syara selama masih ada pada dirinya nyawa dan aqal. Dalam memasang itiqod dari haqiqat perbuatan alloh, seorang ahlussunnah tetap berpegang pada ayat tersebut hanya saja adalah haram untuk dijohirkan. Sbb apa bila dijohirkan maka akan membatalkan sifat salbiah yakni mukholafatuhu lil hawadist yakni tidak serupa alloh ta'ala dgn segala yg baharu (makhluk).
*

xram2 19.02.09 - 01:14am
Adalah tidak patut dan tidak layak jika dikatakan alloh ta'ala itu sembahyang, maka disuruhlah kita membuat pengakuan, diantaranya niat **sengaja aku sholat, dan juga baca-bacaan sholat seperti do'a iftitah *aku hadapkan wajahku, hatiku kpd yg menciptakan.... Syara' membuat pengakuan namun itiqod atau haqiqat dalam bathin tetap alloh. Inilah yg sebenar-benar perjalanan dari ahlussunnah wal jama'ah. *

isma1l 24.02.09 - 06:06pm
Syukran, lanjut kang. Adek menyimak. Heuheu *

xram2 1.03.09 - 07:42am
Ah..si akang mah, tulungin ngebahasna atuh. Dan ternyata, jika berdukun sudah nyata myusriknya, kedokter pun bisa jadi bikin myusrik selama kita memasang itiqod bahwa dokter dan obatnya lah yg menyembuhkan penyakit. *

xram2 1.03.09 - 07:53am
Sering kali kita mendengar kata2 begini *setiap penyakit pasti ada obatnya atau penyembuhnya*, kalimat begini adalah bagian dari itiqod qodoriah, yg mengqodimkan alam, yg mengitiqodkan kaenat (zat, sifat alam) bisa memberi bekas. Arti memberi bekas adalah *dapat mengadakan yg tdk ada dan dapat mentiadakan barang yg sudah ada*. Dgn itiqod qodoriah yg menyebut setiap penyakit ada obatnya. *

xram2 1.03.09 - 08:02am
Maka johirlah perbuatan mereka dgn menghalalkan zat yg haram selama dipergunakan untuk obat. Inilah salah satunya kenapa alloh tidak meletakkan tobiat menyembuhkan penyakit pada obat. Selain tentu yg pasti akan melemahkan alloh jika ada pd obat, tobiat menyembuhkan penyakit.
*

xram2 1.03.09 - 08:11am
Artinya, jika pada obat ada tobiat menyembuhkan, maka jadi 2 tempat kita bergantung. Pertama kepada obat dan kedua kpd alloh. Maka artinya sama dgn mempersekutukan alloh ta'ala. Padahal, wajib kita itiqodkan bahwa alloh itu ESA. Esa zat, esa sifat, dan esa af'al (perbuatan)
*

xram2 2.03.09 - 12:56am
Jika kedukun bisa myusrik begitu pula kedokter, jadi adakah kita tidak boleh berobat? Bukan begitu yg dimaksud, kita boleh berobat dgn syarat selama cara2 berobat dan obat itu bukan yg diharamkan oleh syara. Hanya yg diwajibkan untuk tetap sohih itiqod bahwa yg menyembuhkan penyakit c*ma alloh semata. Obat si dukun dan si dokter hanya merupakan sandaran dari perbuatan alloh ta'ala yg esa, yg tiada sekutu, yg tiada berbilang-bilang. *

xram2 2.03.09 - 01:08am
Adakalanya meminta pertolongan seorang dukun bisa diperbolehkan oleh syara'. Adakalanya sihir mesti dilawan dgn sihir. Ilmu sihir adalah ilmu sesat yg merupakan ilmu goib yg tidak nampak tetapi nyata ada. Bahkan dalam alqur'an disebut tentang fir'aun yg memiliki ilmu sihir dgn mengubah tongkatnya menjadi seekor naga. Maka tidak dapat dipungkiri bahwa sihir itu memang ada. Maka santet, teluh dan guna2 juga termasuk dalam ilmu sihir ini. *

xram2 2.03.09 - 01:20am
Melawan sihir bukan bearti kita mesti ikut mempelajari sihir pula. Bagi org2 yg ma'rifatnya jazam, yakni tiada syak, dzon dan waham, maka mereka ini tidak akan dapat diserang oleh bgmana hebatpun ilmu sihir. Tapi kita sebagai org2 awam, yg belum jazam, yg mu'allibal qulub yakni hati yg belum istiqomah dan senantiasa berbolak balik antara mukmin dan kufur, akan dapat terserang oleh sihir tersebut. Lajim pula, seorang tukang santet juga tahu pemunahnya dan penangkalnya.
*

xram2 2.03.09 - 01:37am
Beda antara sihir dgn ma'rifat adalah, jika siahli sihir jazam tapi tidak muafakat dgn yg HAQ(qur'an dan hadist) dan beritiqod dirinya dan ilmunya yg berbuat, maka org ma'rifat (org alim) jazam dn muafakat dgn yg HAQ, maka itiqodnya sohih bahwa hanya alloh yg empunya perbuatan dalam alam. Apa2 yg ada pada dirinya adalah rahmat alloh dan bukan atas kuasa dirinya sendiri.
*

xram2 2.03.09 - 01:47am
Maka ketika kita atau keluarga ada yg terkena sihir tersebut lalu meminta bantuan org alim (ahli zikir), yg kemudian ternyata tidak berhasil, maka jangan cepat bersangka bahwa org alim itu palsu. Sbb org alim memandang segala sesuatunya sebagai QUDRAT DAN IRADAT ALLOH semata. Semuanya atas iradat alloh, bukan kehendak makhluk.
*

xram2 2.03.09 - 01:54am
Lalu kita bisa mencari seorang ahli sihir untuk memunahkan sihir tersebut. Dengan catatan tidak dgn cara2 yg diharamkan oleh hukum syara', kemudian tetap dgn itiqod yg sohih bahwa siahli sihir hanya sandaran bukan mutlak diri sidukun atau pun ilmunya. Akan tetapi adalah atas qudrat dan iradat alloh ta'ala jua. *

xram2 2.03.09 - 08:47am
Adalagi itiqod yg biasanya dikampung2, dinamakan itiqod MUJASSIMAH yakni menjisimkan alloh ta'ala. Menjisimkan ini sama dgn menyamakan alloh dgn makhluk. Itiqod mujasimah ini pecahan dari itiqod jabariah. Ayat2 qur'an yg menyebut alloh melihat, dalam tangan alloh dll, oleh mujasimah ini diartikan bahwa alloh melihat dgn mata tapi mata alloh tdk serupa dgn mata makhluk, alloh hidup dgn ruh tapi ruh alloh tidak sama dgn ruh makhluk kata mereka dari gol itiqod mujassimah ini.
*

xram2 2.03.09 - 08:59am
Itiqod begini sudah nyata sesat, sbb setiap yg pakai mata untuk melihat, setiap yg memakai ruh untuk hidup, yg memakai tangan dalam berbuat, kesemuanya adalah makhluk. Dan alloh maha suci dari sekalian yg demikian itu. Alloh ta'ala hidup dgn sifat HAYAT, melihat dgn sifat BASIR, mendengar dgn sifat SAMI', berbuat dgn sifat QUDRAT DAN IRADAT, kesemuanya dgn sifat2nya yg qodim lagi azali yg sabit berdiri pada zatNYA yg maha kaya yang kamalat yakni kesempurnaan. *

xram2 7.04.09 - 01:16pm
Baru2 ini ada yg bertanya kepada saya, dimanakah tempat alloh? Kemudian saya jawab, alloh itu tidak dimanapun, kenapa? Sbb alloh ta'ala tidak bertempat, yg bertempat itu adalah makhluk, sedangkan alloh itu bersalahan dgn segala yg baharu, yakni mukhalafatuhu lil hawadist-tidak serupa alloh ta'ala dgn sekalian alam (makhluk). Lalu dia minta dalil naqalnya, kemudian saya kemukakan ayat alqur'an ''laisya kamisluhu sai'un wa huwas sami'ul bashir'', yg artinya, tidak serupa alloh dgn sekalian alam, dan alloh mendengar dan melihat. Kemudian dia mengemukakan ayat2 qur'an surat al-a'raf 54, yg kira2 artinya ''sesungguhnya alloh tuhan kamu yg menjadikan alam dalam 6 masa, dan alloh bersemayam diatas arasy''. Jg beberapa ayat lain yg menyebutkan tentang alloh berada dilangit. Adakah jawaban saya yg salah atau ayat al-qur'an itu yg salah? Untuk itu mari kita selidiki satu persatu, walaupun sebenarnya hal ini pelajaran dasar dalam ilmu tauhid, tapi kalau belum paham, justru ilmu tauhid ga bakalan bisa masuk. Sebab ini adalah dasar atau pendahuluan dalam mempelajari ilmu tauhid. *

xram2 7.04.09 - 01:36pm
Dalam pendahuluan mempelajari tauhid ijmal oleh kang awam, disebutkan tentang isi alam yakni 4 perkara. 1.jirim-yakni barang yg beku yg bersamaan luar dan dalam. Seperti batu, kayu, besi dsb. 2.jisim-yakni barang yg hidup memakai ruh, seperti m ia dan binatang. 3.johar latif atau jisim latif- yakni makhluk yg hidup memakai ruh tetapi bertubuh halus yg tdk dapat ditangkap dgn khawas yg 5, tetapi didapat melalui nur iman dan yaqin. Seperti jin, malaikat, setan dn ruh. 4.johar farad- yakni barang halus yg tidak dapat dibagi2 c*ma bisa dipisah, seperti air, udara, gas atau kuman2 yg kecil. Inilah isi alam, apapun bentuk dn coraknya namun isi alam itu c*ma yg 4 ini saja. Contoh -air itu johar farod, dimasukin kekulkas jadi beku maka berubah menjadi jirim, kemudian mencair dan berubah kembali menjadi johar farod. Besi adalah jirim, dibakar sampai meleleh dan menguap maka berubah menjadi johar farod. Kita adalah jisim, lalu mati dan berubah menjadi jisim latif. Begitulah isi alam, walau bnyk bentuk dan coraknya, namun tetap yg 4 macam ini. *

xram2 7.04.09 - 04:22pm
Adapun yg wajib bagi isi alam atau yg wajib bagi alam ada 4 perkara jua. Jika dikatakan wajib, maka artinya tidak bisa tidak mesti memakai yg 4 perkara ini. Yakni -
1.tempat. Maka setiap isi alam(baharu) wajib memakai tempat. Jika tidak diatas atau dibawah, didalam atau diluar, dialam syahada atau dialam goib.
2.jihat atau arah. Maka setiap yg baharu itu wajib memakai arah seperti timur, utara, selatan dan barat, kanan, kiri, hadapan atau belakang.
3.berhimpun atau bercerai. Disebut berhimpun seperti m ia, ada kulit, daging, darah dan tulang.
4. Memakai arad, yakni sifat alam, seperti besar, kecil, warna2, bau2an, suara, rasa seperti asin, manis dll. 4 perkara inilah yg wajib bagi alam. Apa gunanya kita mempelajari isi alam dan hal yg wajib bagi alam ini? Gunanya adalah, untuk membedakan antara yg qodim dgn yg muhaddast. Untuk membedakan antara yg menjadikan dgn yg dijadikan. Untuk membedakan alloh dgn makhluk. Mengetahui perbedaan2 inilah yg disebut dgn MA'RIFAT. Jadi alloh ta'ala itu bukan jirim, alloh ta'ala bukan jisim, alloh ta'ala bukan johar latif ataupun johar farod, alloh ta'ala tidak bertempat, alloh tidak berjihat, alloh tidak berhimpun dan tidak bercerai-cerai, alloh ta'ala tidak memakai arad. Jika sudah begini hukum dalam tauhid, lalu bagai mana ayat yg menyatakan alloh bersemayam di arasy, atau berada dilangit?
*

xram2 7.04.09 - 04:43pm
Jika diartikan alloh berada di arasy atau berada dilangit, maka sudah tentu bersalahan dgn sifat salbiah yakni mukholafatuhu lil khawadist yaitu tidak serupa alloh dgn sekalian alam. Sedangkan arasy dan langit itu adalah tempat. Tapi ayat qur'an itu jelas2 mengatakan alloh bersemayam diarasy. Maka untuk itu perlu diketahui, bahwa ayat2 alqur'an itu bermacam2 jenis. Ada yg nash, ada khobar, ada pula ayat takwil dan ayat2 mutasyabbihat yg tidak bisa dimaknakan menurut johir ayat tersebut.
*

xram2 8.04.09 - 01:17am
Maka ayat2 qur'an maupun hadist yg bersifat takwil atau mutasyabbihat ini tidak bisa dimaknakan menurut johirnya saja. Jika tetap dimaknakan menurut johirnya seperti alloh bersemayam diarasy, maka ayat ini tentunya telah membatalkan sifat salbiah yakni sifat yg wajib bagi alloh ta'ala yakni mukholafatuhu lil khawadist. Maka sudah barang tentu, hal ini mustahil pada hukum aqal jika dikatakan alloh ta'ala itu mumatsalatu lil khawadist atau serupa dgn alam. Jika alloh serupa dgn alam, niscaya kekurangan bagi alloh sedangkan alloh itu kamalat yakni maha sempurna. Inilah dalil aqal yg dihukumkan dgn hukum aqal yg sifatnya mutlak, dan bukan aqal2an. Hukum aqal itu jika menyangkut dgn perkara alloh ta'ala hanya berlaku 2 hukum saja, yakni ; 1.WAJIB AQAL = hal yg mustahil pada aqal akan tiadanya maka wajib adanya.
2.MUSTAHIL AQAL = hal yg wajib pada aqal akan tiadanya maka mustahil adanya.
Untuk alam barulah dipakai hukum HARUS AQAL, yakni boleh ada boleh jg tiada. Hal ini mesti dipahami agar kita tidak tersesat dalam hukum aqal ini, sehingga kita jadi salah dalam mengitiqodkan yg mustahil pada alloh ta'ala menjadi wajib.
*

xram2 8.04.09 - 01:29am
Ilmu tauhid, ilmu fiqih dan ilmu tasawuf, memiliki hantarannya masing2, walaupun tetap dalam satu makna yakni MENTAUHIDKAN ALLOH TA'ALA atau mengESAkan alloh ta'ala. Ilmu tauhid hantarannya lebih kpd hukum aqal dan dalil2 aqal, dalil naqal hanya sebagai penegas kebenarannya. Ilmu fiqih hantarannya pada dalil naqal yg dinashakkan. Sedangkan tasawuf hantarannya kepada hati., sbb itu pula ilmu tasawuf disebut juga dgn ilmu rasa. Namun baik fiqih atau tasawuf tetap lah sumbernya dari ushuluddin atau ilmu tauhid yg bersumber dari al-qur'an dan hadist. *

xram2 8.04.09 - 10:02am
Kemudian saya bertanya begini ''jika suatu saat, iblis datang kepada kita lalu menjelma sebagai sesuatu zat yg belum pernah kita lihat, atau sebagai suara yg belum pernah kita dengar, atau sebagai bau yg belum pernah kita cium, atau sebagai rasa yg belum pernah kita cicipi, atau suatu rasa yg belum pernah kita rasakan, kemudian iblis tersebut mengaku sebagai tuhan, bagai mana atau apa dalil yg kita gunakan untuk menolaknya atau membedakan antara iblis dan alloh? Jika dicari sekalipun didalam alqur'an maupun hadist, kita tidak akan menjumpainya. Karena hal itu sudah termaktub didalam ''laitsa kamitsluhu sai'un-tidak serupa alloh dgn sekalian alam. Karena itulah, pendahuluan masuk dalam mempelajari tauhid itu dgn mengenal alam terlebih dahulu, baru kemudian mengenal alloh. Seperti isyarat dari hadist rasululloh ''barang siapa mengenal dirinya bahwasanya mengenal ia akan tuhannya- mengenal diri sama juga dgn mengenal alam, sbb diri kita adalah gambaran lengkap dari sekalian alam ini. Segalanya ada didalam diri kita. *

xram2 9.04.09 - 01:43am
Dinukil dari riwayat lukmanul hakim.
Seorang ayah dan anak yg baru menjelang aqil baligh melakukan perjalanan dgn membawa seekor keledai. Keledai adalah binatang pengangkut beban yg lebih kecil dari kuda.
Dalam perjalanan, pertama kali, si ayah yg menunggangi keledai itu dan sianak berjalan didepan dgn menarik tali kekang. Dijalan, mereka berpapasan dgn org lain, dan org itu mencela si ayah yg ga punya perasaan, enak2an diatas keledai sedangkan anaknya disuruh jalan.


Setelah dicela org, si ayah pun turun dan berganti si anak yg naik diatas keledai. Berikutnya, mereka berpapasan dgn org lain lagi. Dan org inipun mencela si anak yg ga berbakti dan ga tau diri. Ayahnya disuruh jalan sedang sianak enak2an diatas keledai.


Kemudian ayah dan anak sama2 naik dipunggung keledai dan meneruskan perjalanan. Ketika berpapasan lagi dgn org2, kembali mereka dicela sebagai m ia kejam, keledai kecil dinaikin berdua.

Siayah naik, salah..



Sianak yg naik juga salah.

Naik berdua pun salah..
Akhirnya, keledai itupun hanya digiring oleh ayah dan anak ini. Dijalan, kembali mereka berpapasan dgn org lain dan lagi2 masih mencela dgn mengatakan ayah dan anak ini adalah org yg paling tolol dan bego, sbb, ada tunggangan k*k ga digunakan..?

Inti dari cerita ini adalah seperti yg dinasihatkan lukmanul hakim pada anaknya. Bahwa- dimata m ia, tidak ada yg benar, semuanya ada salahnya.


Maka dari itulah, ketika kita berbuat sesuatu, jangan dikarenakan pendapat si A atau pendapat si B atau pendapat org banyak. Berbuatlah dgn sesuatu yg benar menurut hukum. Sebab, jika pendapat orang, seperti dalam cerita ini, perbuatan sebaik apapun yg kita lakukan tetap aja ada salahnya dimata orang lain. *

awam 2.06.09 - 06:27am
-Menyimak- Teruskan Bong... *

6-<< 2-<


* Reply
* Tauhid Forum


Search:
topics replies


* Tauhid

Create Your Own App Store

topTop
groupsGroups
mainProdigits

Create Your Own App Store